109. Night Secret

written by tey
7 min readJul 27, 2023

--

cr. Pinterest

Jam menunjukkan pukul 10 malam lewat beberapa menit. Para panitia berkumpul di ruang tengah yang sudah disulap menjadi tempat yang cantik. Lampu-lampu berbentuk bintang menyala dengan terang di tengah gelapnya ruangan ditemani dengan lagu-lagu bergenre RnB yang dipilih khusus oleh Devandra atas permintaan Jeanne untuk menambah kesan night secret yang akan membuat perpisahan panitia ini menjadi lebih berkesan.

Lagu yang semula diputar sedikit keras kini volumenya diturunkan agar terdengar samar saja. Tak lama, Mahesa dan Jeanne selaku ketua dan wakil ketua prabu bersiap untuk membuka acara malam ini. Mereka semua menyambut keduanya dengan tepuk tangan yang meriah.

“Selamat malam semua!” seru Jeanne yang disambut sapaan hangat dan riuh dari teman-teman panitia,

“Je, kita malam ini mau ngapain ya?” tanya Mahesa,

“Tadinya aku mau langsung ke acara utama ajasih, sa. Tapi kayaknya kita harus ngasih beberapa kata sebagai tanda farewell dari rangkaian prabu tahun ini dulu.” Jawab Jeanne yang dianggap anggukan oleh Mahesa,

“Oke kalo gitu, langsung aja ya. Dari gua sih ngga banyak, gua mau bilang makasih banyak atas kerja keras kita semua terutama effort dan waktu luang kalian semua untuk prabu tahun ini. We did it well, guys. Tanpa kalian, prabu gaakan berjalan sampai sesukses ini. Tepuk tangan untuk kita semua!”

Semuanya bertepuk tangan dan saling memeluk satu sama lain. Mereka berhasil mencapai garis akhir dengan cukup baik. Untuk membalas hal itu semua tentu saja bukan hanya beristirahat atau memberikan hadiah saja, tapi hal paling penting adalah tidak lupa untuk saling memberi apreasiasi atas kerja keras yang sudah dilakukan selama ini.

“Wah, bener banget. Tanpa kalian semua, gua sama Mahesa bukan apa-apa sih. Kalian keren! Kita semua keren! Gua juga mau menyampaikan bahwa gua senang kita bisa kerja bareng-bareng dan deket satu sama lain. Semoga hal ini bisa jadi kenangan baru untuk kalian ya!”

Jeanne dan Mahesa saling memberikan sinyal melalui tatapan satu sama lain dan langsung mengangguk, “Oke, tanpa berlama-lama kita langsung aja ke acara utama yaitu… Night Secret!

“Boleh langsung jelasin aja, je. Penjelasan acara dan rulesnya gimana.”

“Jadi… Night Secret ini bakal jadi ajang confess antar panitia. Entah itu confess ke partnernya, ke seseorang yang mungkin jadi penyemangat selama di prabu, atau ke seseorang yang lagi diincer banget nih, sa. Tadi sebelum ngumpul itu gua udah kirim gform yang harus diisi oleh panitia dengan sifat anonim. Nah, pesan itulah yang bakal jadi bagian dari night secret ini.”

Semua panitia terkejut dan berteriak antusias. Ada yang menutup mulut tak percaya, ada yang kebingungan jika tulisannya akan dibacakan, adapula yang hanya tersenyum sambil bertepuk tangan. Berbeda dengan Aretha yang kemudian mengusap wajahnya gusar dan menghembuskan nafas kasar,

“Duh, semoga yang ngirim ke Juna bukan gua doang. Jadi punya gua ngga dibaca ama dia” batinnya.

Reaksi lainnya ditunjukkan oleh Arjuna yang terlihat santai dan mengangguk-ngangguk. Dia diam-diam merasa tidak sabar untuk mendapat pesan dari Aretha sekaligus reaksi Aretha ketika membaca pesan darinya.

“Wah, jadi sistemnya kita berdua yang bakal bacain pesannya satu-satu nih?” Tanya Mahesa,

“Engga dong! Pesannya akan dibaca langsung sama penerima pesan itu sendiri. Misalnya nih lu ngirim pesan ke Devan, nah nanti Devan yang bakal baca pesannya.”

“Oke, gua mulai paham nih. Boleh lanjut aja, Je.”

Jeanne mengambil ponsel di saku jaketnya, “Jadi, pesan yang akan kalian terima dari secret admirer itu bakal dikirim ke whatsapp masing-masing. Beberapa udah dikirim sama admin Prabulan dan lagi dikirim bertahap. Ohiya, tentu ngga semua orang harus baca secara lantang di sini. Gua bakal beberapa orang random jadi siap-siap aja!”

Tak lama, terdengar suara notifikasi pesan masuk dari setiap ponsel panitia dan semuanya langsung mengecek ponselnya masing-masing. Suasana menjadi sedikit riuh termasuk Aretha dan teman-temannya. Feli, Kiana, dan Vanka sudah mendapat satu pesan dari secret admirer masing-masing. Berbeda dengan Aretha, dia terkejut karena mendapat dua pesan dengan inisial yang berbeda.

“Wah! Gua dapet nih, Je. Gua boleh jadi sukarelawan baca duluan ga?” tanya Mahesa,

“Boleh! Temen-temen mohon perhatiannya, ya!”

Mahesa berdeham sebelum membacakan pesan yang tertera di layar ponselnya,

“Dear mahesa, makasih udah jadi ketua prabu yang keren selama ini. Kamu bekerja keras cukup baik, semangat semester akhir ya! dari pengagum rahasiamu, emot permen”

Semua orang bersorak riuh setelah mendengar pesan tersebut. Mahesa yang tersipu langsung tersenyum, “Wah, siapa nih emot permen? Nanti samperin gua dah jangan takut, ya. Gua ga gigit. Btw, makasih siapapun yang ngirim ini. Semangat juga.”

“Asik nih bapak ketua udah dapet pesan dari salah satu secret admirernya nih. Kalo gitu gimana kalo lu yang pilih orang selanjutnya, sa?”

“Boleh. Hmm…” Mahesa mengedarkan pandangannya kepada teman-temannya yang sudah mengisyaratkan untuk tidak memilih di antara mereka berempat. Mahesa tetaplah mahesa yang akhirnya dia memilih Arjuan sebagai ‘tumbal’ berikutnya. “Arjuna, deh. Berdiri lu.”

Arjuna yang tersenyum miris berdiri dari duduknya, “ Ini gua harus baca di dalam lingkaran apa boleh di sini?”

“Di situ juga boleh. Ohiya, dapet berapa pesan, jun?” tanya Jeanne sambil menaikkan kedua alisnya berkali-kali,

“Satu doang, Je.”

“Asik, boleh langsung dibacain aja.”

“Dear Arjuna. Aku gatau kamu bakal ngenalin aku apa engga, tapi semoga engga sih. Anyway, makasih banyak atas segala bantuan kamu selama prabu ini. Aku seneng bisa kenal kamu lebih baik saat prabu dibanding pertama kali kita ketemu. Maaf kalo aku selalu repotin kamu dan maaf kalo ternyata aku malah naruh perasaan sama kamu. I have crush on you. Semangat buat magang dan semester akhirnya. Sampai ketemu di granus. Tertanda emot beruang.”

Semua panitia bersorak dan tidak lupa memberikan tepuk tangannya. Arjuna yang semula menunduk malu langsung menegapkan badannya seraya menatap Aretha yang duduk tepat disebrangnya. Dia langsung mengetahui pemilik emot beruang tersebut. Sedangkan Aretha yang merasa salah tingkah membuang tatapannya seraya tersenyum kecil.

Arjuna tertawa dan langsung menanggapi surat tersebut. “Terima kasih atas suratnya siapapun lu, beruang kecil. Mungkin lebih baik kalo lu bilang langsung di depan gua atau kayaknya nanti kita saling confess satu sama lain.”

“Waduh waduh… Siapa nih siapa? Nanti ngaku sama Juna ya setelah selesai acara ini.” Jeanne tertawa dengan reaksi Arjuna yang puas dan sangat senang karena mendapat pesan dari orang yang dia suka.

“Oke, jun. Now you turn to choose the next one. Kalo bisa cewe, ya. Kita belum mendengar pesan yang didapat salah satu ladies.”

Arjuna dengan tanpa ragu menunjuk Aretha. Teman-teman Aretha terkejut dan dengan girang membantu Aretha untuk berdiri. Dengan satu tarikan nafas, Aretha memberanikan diri untuk berdiri dan membuka layar ponselnya.

Jeanne yang paham situasinya hanya terkekeh, “Lho? Milih partnernya sendiri ya. Alright lu sekarang bisa duduk, jun. Kita langsung aja ke Aretha.”

“Hai, Retha! Kamu dapet berapa pesan nih dari secret admirer malam ini?”

Awalnya Aretha sedikit ragu dengan menggigit bibir bawahnya sambil mengusapkan jempolnya ke layar ponsel, dengan sedikit keberanian sekaligus rasa ragunya dia menjawab pertanyaan Jeanne, “Hm… Gua dapet dua, nih? Harus dibaca dua-duanya?”

Semua panitia terkejut dan mendukung Aretha untuk membaca kedua pesan yang ia dapat. Arjuna terdiam ketika dia mendengar bahwa Aretha menerima dua pesan yang salah satu pesannya ditulis olehnya. Lalu, siapa satu orang lagi?

“Dua-dua boleh, tha! If you don’t mind.” Jeanne mempersilakan Aretha untuk membacakan isi dari dua pesan yang dia dapat,

“Dear Aretha, prabu memang bukan pertemuan pertama kita. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau prabu membuat kita semakin dekat satu sama lain. Terima kasih sudah membersamai gua selama ini. Gua merasa beruntung bisa bareng-bareng lu terus. Semoga setelah prabu selesai pun gua masih lu repotin. Please make me your 911, ya? Anyway, can we go on date after this? I can’t wait to spend another time with you. Tebak gua, ya! tertanda emot spark.”

Teman-teman lain hanya bersorak kecil dan menantikan Aretha membaca pesan kedua yang dia dapatkan,

“Itu… pesan pertama. Kalo yang satu lagi sedikit singkat, sih.”

Dear Aretha, you are doing great! Thanks for your hard work. Do you have a plan after this? Can I company you every day since now? Please tell me directly if you know me. Tertanda emot hamster.”

Jeanne dan Mahesa memandang satu sama lain dan ikut bertepuk tangan dengan panitia lainnya. Jeanne yang merasa hal ini di luar rencananya, hanya bisa mengulas senyum, “Jujur gua speechless ternyata ada dua orang yang menjadi secret admirer lo, tha. Gimana tanggapan lu soal dua pesan ini?

“Gua berterima kasih sama dua orang ini karena udah ngirim gua surat. Gua sangat apresiasi keduanya bisa ngungkapin perasaan mereka dengan baik.” Jawab Aretha sambil tersenyum dan langsung menunjuk Feli sebagai orang berikutnya.

Aretha kini kembali duduk dengan mulutnya yang ditutupi oleh ponselnya. Dia sendiri sebetulnya tahu siap masing-masing dari pengirim pesan tersebut. Hanya saya, hal tersebut membuat dirinya sedikit bingung. Bingung harus memberikan balasan seperti apa kepada dua orang secret admirernya ini.

Berbeda dengan Arjuna, dia mengepalkan kedua tangan di atas kakinya dan merasa sedikit kecewa karena menyadari bahwa dia bukan satu-satunya orang yang mengirim pesan untuk Aretha. Dia meminta Abi untuk mengambilkan satu gelas kola di meja terdekat.

Baskara yang mengerti perasaan Arjuna menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu, “Walau bukan lu doang yang ngirim, gua yakin dia tahu salah satunya adalah lu. Chill.”

Arjuna hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia mengambil gelas yang diberikan Abi dan meneguknya sampai habis. Pikirannya hanya tertuju pada satu nama yang jelas menjadi salah satu saingannya. Sisi lain darinya berpikir untuk segera melakukan sesuatu setelah acara ini selesai.

--

--

written by tey
written by tey

Written by written by tey

0 Followers

writing = healing

No responses yet